Sabtu, 09 Mei 2009

Berkelit

Hidup sering tak sejalan dan berkelit jauh dari keinginanmu. Begitulah. Pagi itu kau bangun lebih lekas dari biasa. Padahal semalam kau terlelap menjelang subuh menyelesaikan tulisan untuk menambah penghasilan supaya besok bisa terbebas dari tagihan dan bisa santai. Sisa kantuk kaukibas dengan guyuran air dingin di kamar mandi. Kau mendapati tubuhmu segar, dan sebentar lagi kau bisa menghirup udara pagi kegemaranmu, menikmati jilatan mentari pada kulitmu. Kau bersiul-siul kecil membayangkan sebuah pertemuan yang amat kau rindukan. Ya, kau telah menyiapkan semuanya sejak dua malam lalu. Kau akan menemui seseorang yang mampu memberi kesegaran pada hidupmu yang rutin dan remeh. Kau tidak perlu membawa kamera, beberapa berkas, tape recorder, dan perlengkapan kerja ingin kauhindari; bikin penuh tasmu, dan pegal punggungmu karena harus menggendongnya kian kemari. Kau cukup menjinjing tas kain berisi sebuah novel, bolpoin, buku notes mungil, kaus, dan celana pendek. Dan yang terpenting, syarafmu bebas dari ketegangan.

Namun, mendadak ponselmu berdering, sebuah pesan singkat masuk: Hari ini jam 12 ada liputan di Bank Indonesia. Tolong datang, dan bikinkan tulisan kegiatan media gathering.

Uh…

Berantakan semua. Kau menatap kesal lemari besi dipojok ruangan tempat kautaruh kamera, recorder, dan sejumlah berkas (tak) penting lainnya. Lantas dengan menyesal mengirim pesan pembatalan pada seseorang yang mungkin sedang berdebar menanti kedatanganmu…

1 komentar:

  1. Kadang yang selalu kita idamkan tak selalu jadi menyenagkan, betapa dunia ada di genggaman, namun sering menjenkelkan. Yah menjengkelkan. padahal hp yang dibeli bukan dari perusahaan, rebutan dengan uang rokok dan kopi bahkan bisa jadi dari uang beras, ya beras(kecuai makannya roti)tapi sering menjengkelkan.

    BalasHapus