Kamis, 22 Januari 2009

Kegemaran

Gara-gara anakku aku jadi ketularan suka es krim. Entah sejak kapan anakku, terutama yang laki, gemar banget makan es krim (dan main game). Mungkin sejak minimarket tumbuh subur di sekitar tempat tinggal kami.
Begitulah, setiap aku pulang, anakku pasti merengek dibawa ke minimarket. Tujuan pertama jelas beli es krim, selebihnya baru majalah Bobo, dan kadang komik. Dua hal ini di luar belanja kebutuhan lain: sabun-sabun, dan makanan dan lain-lain. Meski makan es krim bukan sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, tapi aku tahu dampaknya kurang baik bagi anakku, terutama kebiasaan belanja ke minimarket itu. Mereka jadi terlatih konsumtif.
Sebab itu kadang aku mengimbanginya dengan membawa mereka ke tepi laut. Jaraknya hanya beberapa kilo dari rumah kami. Kadang ke sana bersama ibu mereka juga. Bawa bekal dari rumah, makan di tepi laut seraya menatap hamparan biru laut yang menyatu dengan biru langit di ujung sana. Kami lalu kejar-kejaran di tepi laut. Meski pasirnya bercampur lumpur, namun itu sudah cukup buat kami. Kadang menapaki onggokkan batu ke tengah laut. Onggokan batu yang dibuat untuk meredam gelombang ini juga dijadikan tempat mancing. Nah, anakku gemar pula mancing, padahal kami tidak pernah membawa pancing. Jadilah anakku tidak hanya melihat tapi juga mengganggu orang-orang yang mancing. Kadang ada saja yang dia dapatkan untuk dijadikan alat memancing.
Selain ke tepi laut, dan minimarket, sebetulnya aku pengin sekali membawa anakku ke bukit, ke kantor pos, ke perpustakaan. Tapi kau tahu, di desaku perpustakaan adalah barang langka. Zamanku dulu barangkali lebih beruntung, karena masih ada kios penyewaan komik. Sekarang, yang tumbuh adalah kios game online sebagai gantinya.
Tapi kata Murti Bunanta, pendidik dan pengarang cerita anak, kehadiran game, play station dan sejenisnya tidak perlu dirisaukan. “Asal seimbang, kadang ada game, kadang ada nonton televisi, kadang dongeng,” katanya. Aku secara sengaja menyambangi kantornya KPBA (Kelompok Pecinta Bacaan Anak) di ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, beberapa pekan lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar