Senin, 29 Desember 2008

Empat Jam di Pulau Onrus



Tanpa rencana aku melancong ke Pulau Onrust. Nama pulau ini barangkali tidak familiar di telingamu. Pulau ini memang tidak populer, padahal menyimpan keindahan yang luar biasa. Pada jaman penjajahan dahulu pulau ini dijadikan sebagai tempat karantina calon jamaah haji. VOC yang membangun pulau ini sebagai tempat pertahanan pada 1711. Luasnya pulau ini tidak sampai 2 hektar. Di sini VOC membangun infrastruktur yang lumayan lengkap. Ada sejumlah gedung, dan pedestrian yang mengelilingi pulau untuk melikmati pemandangan pantai yang indah, berpasir putih. Bangunan-bangunan itu kini telah hancur dan tinggal reruntuhan.

Kau hanya mendapati dermaga kecil, sebuah museum yang berisi sejarah mendaratnya VOC ke pulau ini pertama kali. Pulau ini bagian dari Kepulauan Seribu yang masuk wilayah Provinsi DKI.

Aku dan delapan orang kawan lain menggunakan elf dari Tangerang. Perjalanan diteruskan dengan angkot dari Pasar Kampung Melayu, Teluk Naga. Ini sunguh tidak terduga. Awalnya aku datang ke Tangerang untuk melepas kangen pada kawan-kawan. Esti yang mengajak aku ikut serta melancong ke sana. Lalu aku mengajak lima orang kawan lain. Esti sendiri membawa tiga kawan lain. Jadi kami bersembilan.

Awalnya kami mau ke Pulau Untung Jawa, sebelah Pulau Onrus. Pulau Untung Jawa lebih luas dari Onrus dan sudah banyak penduduknya. Menurut Esti yang pernah ke sana kalah menarik dari Onrus. Jadilah kami ke Onrus. Tidak mudah memang, karena sangat jarang perahu yang ke sana. Kami harus mencarter perahu. Jadilah kami patungan.

Perahu mesin yang kami carter bertolak dari Pantai Tanjung Pasir. Hanya empat puluh lima menit perahu mesin mengantarkan kami ke sana, kami diayun-ayunkan ombak dan semilir angin yang nikmat sebelum mendampar ke Pulau Onrus. Hampir 5 jam kami di pulau yang indah itu. Melihat pantai yang indah aku tak tahan untuk segera menceburkan diri. Ombaknya besar sekali. Aku berenang bersama beberapa pelancong lain. Kawan-kawanku lebih suka memotret dan jalan-jalan menyusuri pantai dan keluar masuk museum kecuali seorang kawan yang menemaniku renang. Sayang aku tidak sampai puas berenang, karena aku harus berbagi waktu untuk juga menyusuri setiap jengkal pulau ini. Seusai makan siang di warung yang ada di sana kami duduk-duduk di monumen atau semacam tugu yang menjelaskan sejarah ini pulau. Kami foto-foto, main tebak-tebakan sambil terus ketawa-ketawa. Lalu jalan lagi menyusuri pantai, main ayunan, menyusuri pantai, memungut lokan dan cangkang kerang. Anis, kawan kami getol banget mengumpulkan cangkang kerang. Untuk aquarium di rumah, kata dia.

Ah, banyak sekali yang tak tertulis di sini…kata-kata barangkali tak berdaya melukiskan kegembiraanku mendapatkan sejumlah pengalaman baru melancong di Pulau Onrust. Kau mau? Ini foto-foto yang kuambil di sana.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar